Mengenal PMK Pada Hewan Ternak Ruminansia

Mengenal PMK Pada Hewan Ternak Ruminansia
( Foto Ilustrasi sapi by CNBC Indonesia)

tribratanewskupang.com,---Akhir-akhir ini kita sering mendengar isu tentang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang merupakan virus yang menyerang hewan ternak ruminansia . Saat ini wabah tersebut menjadi momok yang menakutkan para peternak pasalnya virus ini mudah menular dan menyerang semua hewan berkuku belah atau berkukuh genap  seperti sapi, kambing, babi, rusa, gajah, antelope, bison, jerapah, dan lainnya.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) juga dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD). Ini merupakan jenis penyakit yang disebabkan dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni family  Aphtaee epizootecae. Virus PMK terdiri dari tujuh serotipe yaitu A,O,C,Southern African Territories (SAT-1,SAT-2, dan SAT-3) dan Asia-1.

Sejarah singkat FMD masuk Indonesia.

Tahun 1887 penyakit ini pernah masuk Indonesia melalui sapi perah dari Belanda dan mewabah beberapa kali.

Tahun 1983 PMK atau FMD mewabah terakhir di Pulau Jawa dan berhasil diberantas dengan menggunakan vaksinasi massal.

Tahun 1986 dilakukan deklarasi secara nasional terhadap status Indonesia bebas PMK melalui Surat Keputusan Menpan No.260/Kpts/TN.510/5/1986 dan tahun 1990 Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mengakui status Indonesia bebas PMK melalui resolusi OIE No. XI tahun 1990. Dan tahun 2022 PMK Kembali mewabah Indonesia hingga saat ini.

Kenali Penyakit Mulut dan Kuku !

Dilansir dari laman www.pertanian.com PMK memilki gejala yang mudah dikenali. Hewan yang terinfeksi PMK memilki gejala ditemukan lepuh yang berisi cairan atau luka yang terdapat pada lidah,gusi dan hidung serta kuku.

Hewan yang tertular mengeluarkan virus pada cairan vesikel,air liur, susu, air seni dan faces. Virus dapat dikeluarkan 1-2 hari sebelum hewan menunjukan tanda klinis.

Sedangkan untuk masa inkubasi dari penyakit ini berkisar 1-14 hari yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit. Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu

Sedangkan untuk angka kesakitan ini bisa mencapai 100% dan angka kematian tinggi ada pada hewan muda atau anak-anak. Untuk tingkat penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) cukup tinggi, tetapi tingkat kematian hanya 1-5%.  Sehingga jika ditemukan ternak terlihat lemah, lesu, kaki pincang, air liur berlebihan, tidak mau makan, dan mulut melepuh masyarakat bisa segera hubungi dinas terkait yang memberikan penanganan tentang penyakit pada hewan ini.

Berikut beberapa penyebab penularan PMK pada hewan ternak ruminansia.

Virus ini ditularkan ke hewan melalui beberapa cara diantaranya : kontak langsung antara hewan yang tertular dengan hewan rentan melalui droplet, leleran hidung dan  serpihan kulit, Bisa juga melalui sisa makanan/sampah yang terkontaminasi produk hewan seperti daging dan tulang dari hewan tertular. Selain itu bisa juga karena kontak tidak langsung seperti melalui vektor hidup yang terbawa oleh manusia melalui sepatu, tangan, tenggorokan, atau pakaian yang terkontaminasi. Kontak tidak langsung juga bisa melalui bukan vektor hidup (terbawa mobil angkutan, peralatan, alas kandang dan lain-lain. Penyakit ini juga bisa melalui tersebar melalui udara dan angin.

Kenali Gejala Klinis Hewan Tertular PMK !

Gejala klinis hewan tertukar PMK sebenarnya tidaklah sulit kita mengetahuinya. Yang terlihat pada sapi seperti adanya gejala deman, tidak nafsu makan (anorexia), penuruan produksi susu, air liur berlebihan,saliva terlihat menggantung, hewan sering berbaring, luka pada kuku, menggertakan gigi, kematian pada hewan muda, berat badan menurun dan masih ada gejala lainnya yang belum dikenali.

Sedangkan pada Domba dan Kambing, adanya lesi pada sekitar gigi, kematian pada hewan muda dan air liur berlebihan sudah cukup bagi kita untuk mengenalinya.

Bagaimana kita melakukan Pencegahan Penularan dan Penyebaran Virus PMK ?

Pertama, Biosekuriti Barang dengan melakukan pemusnahan  barang – barang yang terkontaminasi serta dekontaminasi yaitu semua barang yang masuk kandang perlu disanitasi dengan melakukan desinfeksi, fumigasi, atau disinari lampu ultra violet.

Kedua, Biosekuriti Kandang dengan melakukan desinfeksi kandang dan peralatan secara berkala setelah selesai digunakan dan melakukan desinfeksi lingkungan sekitar kandang secara berkala dan Dekontaminasi yakni dengan cara mencuci kandang, peralatan, kendaraan, dan bahan-bahan lain yang memungkinkan bisa menularkan PMK dengan deterjen atau disinfektan.

Ketiga, Biosekuriti pada Karyawan Peternakan dengan melakukan penyemprotan disinfektan pada karyawan yang masuk kendang serta mengganti baju dan seragan dengan system APD berupa sepatu dan masker serta penutup kepala.

Ketiga, Biosekuriti Tamu Kunjungan, dimana setiap tamu yang masuk ke kandang harus ganti baju lengkap dengan seragam lengkap (APD), sepatu boot, dan masker serta melalui biosecurity spraying dan harus melakukan celup kaki dan cuci tangan di tempat disinfektan kandang

Keempat, Biosekuriti kendaraan dengan menyemprot ban dan bagian bawah kendaraan dengan menggunakan larutan disinfektan atau melalui bak dipping kendaraan.

Kelima, Biosekuriti Ternak dimana setiap ternak yang baru masuk ke lokasi peternakan perlu ditempatkan terlebih dulu di kandang karantika/isolasi selama 14 hari dan dilakukan pengamatan yang intensif terhadap gejala penyakit.jika terdapat gejala klinis penyakit, maka segera pisahkan dan dimasukkan ke kandang isolasi dan ditangani lebih lanjut oleh petugas kesehatan hewan dan dilaporkan pada dinas peternakan setempat, perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans, pemotongan hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan – hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK dan pelarangan pemasukan ternak baru dari daerah tertular

Keenam, Pengobatan dan Pengendalian Ternak, untuk pol aini penulis sarankan untuk berkooordinasi dengan dinas terkait yang terdekat dengan lokasi peternak.

Kiranya artikel berkenan memberi manfaat bagi para peternak guna mengantisipasi menularnya PMK pada hewan ternak ruminansia.

Penulis  : Simeon Sion ( Humas Polres Kupang )