Jenderal Sigit, Jantung Polri Yang Kian Berdetak Ditengah Pesakitan

Jenderal Sigit, Jantung Polri Yang Kian Berdetak Ditengah Pesakitan
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si

Jenderal Polisi Drs.Listyo Sigit Prabowo, M.Si kini memang tengah dilanda prahara.  Lembaga Polri yang dipimpinnya dimedio tahun 2022 ini benar-benar membuat luka bathin yang tidak semua orang bisa bertahan atasnya.

Bertubi-tubi permasalahan yang menafikan lembaga Polri  tak konon berakhir. 

Semenjak Juli 2022 lalu, kasus besar mulai meradang instansi berlogo Tribrata ini. Sebut saja kasus FS yang menyeret tak sedikit oknum anggota Polri dari Perwira hingga Bintara dan Tamtama. Dalam seketika kepercayaan publik merosot jauh. Harga  diri Polri benar-benar mejadi taruhan dengan kejadian ini, meski akhirnya kasus ini terungkap namun publik belum bisa percaya sepenuhnya kinerja Polri.

Belum selesai kasus FS, tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur dalam laga Sepak Bola Arema vs Persebaya  pecah. Seratusan supoter meninggal dunia karena berebutan keluar stadion setelah Polisi menembakkan gas air mata.

Kasus inipun menyeret Kapolda Jatim untuk segera diganti. Pergantian ini akhirnya seperti  sebuah kode dimana Polri harus kembali jatuh karena Kapolda yang belum sebulan diganti terjerat kasus Narkoba.

Ketiga kasus inilah yang menjadi pertaruhan Polri dimata masyarakat saat ini, kapolrinya pun ikut dipertaruhkan, bahkan dipertanyakan kinerjanya.

Benarkah ?

Untuk melihat sisi terang dari ketiga kasus ini sebaiknya kita runut satu persatu duduk perkaranya.

Kasus Duren Tiga sudah tiga bulan bergulir dan kini  tengah dipersidangkan di Pengadilan. Tahapan ini   terjadi karena Penyidik Polri telah melakukan tahap II kasus tersebut, artinya semua unsur pidana dalam kasus FS telah memenuhi unsur pidana dan siap disidangkan untuk nantinya bisa diputuskan mana yang salah dan mana benar sesuai kaidah hukum yang berlaku.

Capaian ini tidak membuat publik puas, malah sebaliknya, banyak yang menilai kasusnya masih janggal, masih belum transparan dan terkesan ditutup-tutupi demi melindungi orang-orang tertentu yang bersembunyi dibalik layar kasus FS.

Publik hanya menyoroti FS dan kawan-kawan  sebagai pelaku yang dengan keji menyiksa Brigadir J hingga tewas mengenaskan. Tak banyak yang tahu kalau yang membongkar sendiri kasus tersebut adalah Jenderal Sigit. Tanpa adanya nyali yang luar biasa seperti Jenderal Sigit prahara Duren Tiga pasti akan tetap senyap. Langkah cepatnya pasca kejadian patut diberi pujian karena sang Eksekutor Bharada E langsung dijemputnya untuk dikonfirmasi terkait kematian Brigadir J yang saat itu penuh tanda tanya. Alhasil Bharada E pun tertunduk lesu dan mengakui semua perbuatannya lalu memohon ampunan agar dirinya tidak dipecat. 

Dari sinilah titik terang kasus itu mulai tersingkap dan kini kasus itu siap disidangkan di Kejaksaan.

Beranjak dari Duren Tiga kita ke Stadion Kanjuruhan. Kematian ratusan supporter Sabtu 1 Oktober 2022 lalu secara mengenaskan ditengah semburan asap gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan yang menjaga keamanan Stadion saat derby Jatim itu masih menyisahkan pilu yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.  Gas air mata Polrilah, yang menjadi causa prima insiden ini, demikian dugaan publik. Semua pihak menilai sekenanya dengan i dalil yang ia miliki tanpa mengulas dengan jernih sine qua non hingga jatuhnya korban jiwa saat itu. Lagi-lagi Polri kembali kehilangan kepercayaan publik. 

Dan kasus yang ketiga adalah kasus panyalahgunaan Narkotika dan obat-obatan terlarang yang melibatkan Kapolda Jawa Timur yang baru diganti.

Kasus ini seolah memberi isyarat kepada publik bahwa Polri selalu berada pada sisi gelapnya dunia, tanpa memikirkan betapa uletnya Polri dalam tangan Jenderal Sigit yang dengan gagah perkasa membuka tabir peredaran Narkotika yang melibatkan Pati Polri seperti Irjen TM secara terang benderang.

Kasus ketiga ini memang sedikit memantik rasa kecewa dimana kepercayaan Kapolri terhadap Irjen TM untuk membalut luka bathin dalam sekejap menguap tak bersisa. 

Belum lagi gaya hidup hedonisme yang berhasil terungkap dari Irjen TM dengan nilai harta kekayaan mencapai triliunan rupiah serta koleksi moge dan mobil mewah.

Hati sang jenderal Sigit sudah paasti teriris-iris. Ditengah guliran kasus yang sedang menimpa Polri, ulah oknum anggota Polri kian dicondongkan kemuka umum. Ini memang keterlaluan. September lalu Kapolri gaungkan pembongkaran judi dan Narkoba di seluruh tanah air. Dan hasilnya pemain lama bola haram dalam dunia gelap ini banyak yang ditangkap dan dan tak sedikit yang dipidana. 

Rentetan kasus demi kasus seperti diulas diatas tadi  benar-benar mendegradasi kepercayaan publik pada Polri, hingga akhirnya Presiden harus turun tangan berbagi cerita dengan para komandan Polri diseluruh tanah air  di Istana Negara Jumat 14 Oktober 2022 lalu.  Dari penggalan video yang disiarkan Biro Pers Istana Kepresidenan menampilkan rona bagaimana kecewanya masyarakat pada institusi Polri yang sangat dicintai ini lewat cerita orang nomor satu di NKRI ini.

Jenderal Sigit kembali disate dengan ulah orang-orang kepercayaannya sendiri. Luka bathin yang dalam teriris lebih dalam lagi. Benar-benar sakit. Kesalahan personilnya,  dia yang harus menjadi taruhan.

Setelah terkesima dengan aksi Kapolri mengentaskan aib bawahannya, apakah kita masih terus menzoliminya  Atas kesemuanya itu Jenderal Sigitlah yang mengalami pesakitan, bagai jantung yang kian berdetak ditengah raga yang sedang sakit ia tetapp memacu semangat bawahannya demi menjalankan tugas yang baik.

Program Presisinya kian kabur dilanda apatisme yang berlebihan pada tubuh Polri. 

Namun janganlah pernah takut, masih banyak Polisi baik. Masih banyak Polisi Benar. Masih banyak Polisi Presisi yang siap melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.

Mari gaungkan Save Our Kapolri  Sigit !  Pecat semua oknum Polri pelanggar Kode Etik Kepolisian ! Kami Bersama Kapolri Jenderal Sigit !

Penulis : Simeon Sion.