Aku Bukan Hoegeng Tapi Darah Hoegeng Mengalir dalam Nadi Saya

Aku Bukan Hoegeng Tapi Darah Hoegeng Mengalir dalam Nadi Saya

Hari Bhayangkara yang jatuh pada tanggal 1 Juli menyisahkan makna tersendiri. Dan tahun ini Lambaga berlogo Tribata ini memasuki usia yang ke-77. Tentu bukan usia muda lagi bila dibandingkan dengan usia seorang manusia. Memaknai hari jadi atau biasa disebut hari lahir atau hari ulang tahun tentu setiap orang tidak sama.

Peraih nobel bidang Fisiologi atau kedokteran  berkebangsaan Amerika Serikat Stuart Brown (1985) memaknai ulang tahun sebagai  sebagai perayaan yang penting dalam kehidupan seseorang, karena memungkinkan seseorang untuk merayakan pencapaian dan keberhasilan dalam hidup, serta merenungkan tantangan dan kesulitan yang dihadapi selama setahun terakhir.

Bagaimana dengan Polri yang kini memasuki usia tujuh puluh tujuh tahun ?  

Tak jauh berbeda dengan pendapat Stuart Brown, dihari jadinya yang ke-77 ini layaknya Polri merayakan pencapaian dan keberhasilan serta merenungkan tantangan dan kesiapan menghadapi  tantangan selanjutnya.

Kisah dibalik suksesnya Polri pasti ada seorang yang baik yang pernah memimpin lembaga berlogo tribrata ini, sebut saja dia adalah Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso Kapolri kelima dalam tubuh Polri.

Kisah unik dibalik prestasinya seorang Hoegeng pasti ada tauladan yang menjadikan dia bak ikon Polisi yang hidup dari masa ke masa dan tak pernah mati hingga hari ini. Tak bisa dipungkiri, disaat lembaga Polri  jatuh seperti kejadian beberapa tahun terakhir ini, Hoegenglah yang dicari dan dirindukan masyarakat.

Terakhir detiknews.com menggelar Hoegeng Award yang sudah berjalan dua tahunan.  

Ajang kompetensi Polisi Baik yang digelarnya juga tak serumit gelaran penghargaan yang lainnya ditanah air. Cukup mengirim nama Polisi dan dedikasinya kepada panitia, selanjutnya panitia melakukan seleksi hingga menetapkan pemenangnya.

Penulis pun tak luput dari seleksi ini meski akhirnya tak terpilih. Secara pribadi wajar mengakui kalau masih ada Polisi Baik yang lebih baik dari penulis.

Aku Bukan Hoegeng tapi darah Hoegeng mengalir dalam nadi saya.

Perikop ini memang sengaja disematkan dalam judul tulisan ini. Dunia yang dihadapi Hoegeng berbeda dengan dunia yang dihadapi penulis. Kapasitas dan level pun amat jauh berbeda bak langit dan bumi namun keteladanan Hoegeng seperti darah yang sedang mengalir deras dalam nadi penulis.

Penulis hanya seorang anggota Polri yang dilantik sebagai seorang Tamtama Polri pada tahun 1999. Berkarya selama dua puluh empat tahun hari ini berpangkat Brigadir Kepala (Bripka) dan bertugas sebagai Bintara Seksi Humas Polres  Kupang, Polda NTT.

Menjalani lorong waktu yang cukup rumit sebagai anggota Polri tak membuat penulis harus putus asa dengan berbagai kesibukannya.

Tahun 2016 silam penulis mencoba meramba dunia pendidikan, melamar sebagai pengajar  pada salah satu sekolah swasta yang letaknya tak jahu dari kantor tempat bertugas.  Dari sinilah rona kehidupan baru mulai terasa lewat pengalaman dalam pengajaran.  Ia kian tumbuh dan berkembang hingga meronta sukma merasuki sekujur sanubari merasakan dunia luar kepolisian memimpin para siswa dengan seribu satu karakter.

 Dengan tidak  mengharapkan gaji,  dedikasi pelayanan perlahan mulai terasa. Waktu demi waktu meski hanya sekali dalam sepekan kunjungi para siswa, rasa cinta kian tumbuh menjadi sebuah impian Menjadi Hoegeng bagi para siswa dan merindukan sekali kelak anak-anak didik yang pernah diampuh menjadi Hoegeng baru didunia Kepolisian.

Peran Hoegeng begitu kental dalam tubuh Polri. Teladan saktinya terus bersinar hingga kini. Itulah yang menurut hemat penulis disaat seorang anggota Polri melakukan tindakan yang menyakiti hati masyarakat, secara beramai-ramai mereka menolak bahkan menuntut Kapolri melakukan pemecatan terhadap anggota Polri tersebut.

Jawaban keteladanan  Hoegeng kini lahir dalam diri Polisi Yang Presisi. Makna yang mendalam dibalik tagline yang dicetuskan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si  ini telah berhasil menjadikan Polri lolos dari berbagai cobaan kehidupan berbangsa dan bernegara dan mampu memerangi kebatilan dalam dirinya sehingga kini bisa menyongsong hari jadinya ke-77 tanggal 1 Juli 2023 dengan bangga.

#We Love Polri ! Polri Presisi Untuk Negeri, Pemilu Damai Menuju Indenesia Maju !

Penulis : Bripka Simeon Sion / Humas Polres Kupang