Ratusan Korban Badai Seroja Datangi Kantor Bupati Kupang, Kapolres berjibaku Tenangkan Massa

Oelamasi, TBN – Ratusan warga dari sejumlah desa dan kelurahan di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengaku sebagai korban badai Seroja tahun 2021 mendatangi Kantor Bupati Kupang pada Selasa (27/8/2025) siang.
Mereka datang berbondong-bondong menggunakan kendaraan roda dua, bahkan sebagian berjalan kaki. Setibanya di lokasi, massa langsung menuju pintu kanan lantai satu kantor bupati dan mencoba memaksa masuk. Namun, aksi tersebut berhasil dihadang oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berjaga di pintu kaca.
Situasi yang sempat memanas itu akhirnya bisa terkendali setelah Kapolres Kupang AKBP Rudy JUnus Jacob LedoS.I.K., S.H. bersama sejumlah personel Polres Kupang hadir di lokasi. Kapolres turun tangan menenangkan massa dengan mengajak warga untuk tetap tertib dan menyampaikan aspirasi secara damai.
“Bapak ibu semua tetap tenang, jangan sampai ada tindakan anarkis. Kami dari kepolisian hadir untuk memastikan aspirasi ini bisa disampaikan dengan baik,” imbau Kapolres kepada warga.
Selanjutnya, rombongan warga diarahkan ke pintu utama di bagian depan kantor bupati sambil menunggu hasil koordinasi aparat Satpol PP dengan Bupati Kupang, Yosep Lede, yang saat itu berada di lantai dua gedung tersebut.
Belum diketahui secara pasti alasan kedatangan mendadak mereka ke kantor bupati. Namun sehari sebelumnya, Senin (25/8/2025), para korban telah bertemu dengan Bupati Kupang Yosep Lede di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang. Pertemuan itu membahas pembayaran dana bantuan Seroja dari pemerintah pusat yang hingga kini masih tertahan di Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Yosep Lede menegaskan agar pihak BPBD bersama BRI segera memproses pencairan sisa dana bantuan bagi ribuan korban Seroja yang tertahan sejak tahun 2023 lalu.
“Jangan BRI punya perbuatan, Pemda yang kena demo terus. Saya tak terima begitu. Saya minta pulang koordinasi, dan Rabu mulai pencairan, saya tidak mau tahu,” tegas Yosep Lede di hadapan ratusan korban badai Seroja.
Menurut Yosep Lede, sisa dana yang belum dicairkan mencapai Rp10 miliar. Awalnya, total dana bantuan yang belum tersalurkan sebesar Rp51 miliar. Namun sebelum dirinya dilantik sebagai Bupati Kupang pada 20 Februari 2025, sekitar Rp41 miliar telah dikembalikan ke pemerintah pusat sehingga menyisakan Rp10 miliar.
“Saya juga menyesal kenapa dana Rp41 miliar itu disetor kembali. Kalau waktu itu saya sudah dilantik, pasti saya tahan itu dana. Sekitar tiga minggu lalu saya ke Jakarta, saya yang minta agar sisa Rp10 miliar ini tidak disetor kembali, karena uang ini masih sangat berguna untuk masyarakat saya,” ujar Yosep Lede.
Pejabat BRI yang hadir dalam pertemuan tersebut meminta waktu untuk melakukan rekonsiliasi sebelum proses pencairan bisa dilakukan. Namun Bupati Yosep Lede kembali menegaskan bahwa pencairan harus mulai berjalan pada Rabu pekan ini.
Kepala BPBD Kabupaten Kupang, Semy Tinenti, yang dikonfirmasi Senin malam mengatakan sisa dana Rp10 miliar itu merupakan hak dari lebih dari 5.000 korban badai Seroja di Kabupaten Kupang.
Ditulis oleh: Bripka Simeon Sion / Subsipenmas Seksi Humas Polres Kupang.