Premanisme Berkedok Ormas: Ancaman Serius bagi Keutuhan Bangsa, Mari Kita Tolak !

Premanisme Berkedok Ormas: Ancaman Serius bagi Keutuhan Bangsa, Mari Kita Tolak !

Bulan Ramadhan adalah momen sakral bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah, mempererat persaudaraan, dan menebar kebaikan. Sayangnya, momentum ini sering kali dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas) untuk melakukan aksi premanisme. Dalih menjaga ketertiban atau menegakkan nilai-nilai agama sering kali justru berujung pada tindakan intimidasi, sweeping ilegal, dan pemaksaan kehendak yang menciptakan keresahan di tengah masyarakat.

Pengamat hukum dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Mudzakir, menegaskan bahwa “ormas yang melakukan tindakan main hakim sendiri, apalagi dengan kekerasan, adalah bentuk perbuatan melawan hukum. Tidak ada satupun regulasi yang membenarkan tindakan premanisme dengan dalih penegakan norma sosial.”

Di sisi lain, Ketua Setara Institute, Hendardi, menyatakan bahwa “negara harus lebih tegas dalam menindak kelompok-kelompok yang memanfaatkan agama untuk membenarkan aksi anarkisme. Ramadhan adalah bulan penuh kedamaian, bukan justifikasi untuk melakukan aksi kekerasan dan pemaksaan kehendak.”

Aksi Nyata Premanisme Merusak Kedamaian

Premanisme berkedok ormas sering terlihat dalam berbagai bentuk yang meresahkan masyarakat. Salah satunya adalah aksi sweeping ilegal terhadap warung makan yang buka di siang hari pada suatu daerah di Pulau Jawa.Tindakan ini bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga mencederai nilai-nilai toleransi, mengingat tidak semua orang dalam masyarakat menjalankan ibadah puasa.

Selain itu, pemaksaan zakat dan infak kepada pedagang atau pengusaha juga sering terjadi. Bukannya mendorong kepedulian sosial, tindakan ini justru menjadi bentuk pemerasan yang bertentangan dengan prinsip keikhlasan dalam bersedekah.

Premanisme juga kerap menyasar kelompok minoritas yang mengalami intimidasi atau perlakuan diskriminatif. Alih-alih menebarkan kedamaian, tindakan ini justru merusak keberagaman dan persatuan bangsa.

Aksi sweeping terhadap tempat hiburan, kafe, dan restoran juga sering terjadi dengan alasan menegakkan norma agama. Sayangnya, tindakan ini sering kali disertai perusakan fasilitas, bentrokan, dan kekerasan yang justru bertentangan dengan ajaran Islam yang mengedepankan kedamaian dan kasih sayang.

Menolak Premanisme Demi Keutuhan Bangsa

Fenomena ini menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa karena menciptakan ketakutan dan mengganggu harmoni sosial. Masyarakat yang seharusnya menjalani ibadah dengan khusyuk justru dicekam rasa was-was akibat ulah kelompok yang bertindak sewenang-wenang. Selain itu, aksi premanisme berkedok ormas ini berpotensi memecah belah persatuan dan menumbuhkan sikap intoleran di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, kita harus bersikap tegas dalam menolak premanisme, terutama selama bulan Ramadhan. Pemerintah harus memperketat pengawasan dan memberikan sanksi tegas kepada ormas yang melanggar hukum. Masyarakat pun perlu berani bersuara dan melaporkan tindakan intimidasi yang merusak kedamaian. Ramadhan harus tetap menjadi bulan penuh berkah, bukan ajang pembenaran bagi aksi premanisme yang merusak nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman.

Opini : Subsi Penmas Seksi Humas Polres Kupang.