Mengenal Buku Demi Presisi; Ketika Kepercayaan Terluka dan Harapan dibangkitkan karya Bripka Simeon Sion

Mengenal Buku Demi Presisi; Ketika Kepercayaan Terluka dan Harapan dibangkitkan karya Bripka Simeon Sion
Bripka Simeon usai menggelar podcast diruang podcast Turangga Bidhumas Polda NTT., 26 November 2025

Kupang, TBN – Buku “Demi Presisi; Ketika Kepercayaan Terluka dan Harapan Dibangkitkan” karya personel Polres Kupang, Bripka Simeon Sion H., S.Kom., kembali menjadi sorotan setelah penulisnya menyampaikan harapan mendalam terkait karya tersebut. Dalam sebuah podcast bersama Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra, S.I. K., M.H., di Mapolda NTT pada Selasa, 26 November 2025 lalu, Bripka Simeon menegaskan bahwa buku ini bukan hanya ditulis sebagai bahan bacaan, tetapi sebagai ruang refleksi bagi seluruh elemen bangsa.

Menurutnya, masyarakat sering kali melihat Polri dari sisi gelapnya—terutama setelah badai kasus besar yang melibatkan oknum internal. Namun, ia ingin mengajak pembaca melihat setiap cahaya pengabdian yang tetap menyala di tengah badai kepercayaan. “Saya berharap buku ini menjadi ruang refleksi, tempat kita melihat Polri bukan hanya dari sisi gelapnya, tetapi dari setiap cahaya pengabdian yang terus menyala,” ungkapnya dalam podcast tersebut.

Dalam buku itu, Bripka Simeon membuka pembahasan dengan gambaran “cermin yang retak” yang melambangkan penurunan kepercayaan publik terhadap Polri, terutama pasca megakasus Duren Tiga yang menyeret mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Ia menilai kasus tersebut meninggalkan luka mendalam sekaligus menjadi titik penting untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh.

Ia juga menyinggung perjalanan seorang Bharada yang menjadi justice collaborator dan akhirnya mendapat hukuman yang lebih ringan karena keberaniannya membuka tabir kasus tersebut. Bagian ini menurutnya menjadi catatan penting terkait pentingnya keberanian dalam menegakkan keadilan, bahkan dari dalam tubuh institusi sendiri.

Meski berisi kritik, buku ini juga menampilkan kisah-kisah inspiratif dari berbagai personel Polri diberbagai daerah. Dari petugas kebersihan di lingkungan tempat tinggal hingga  menyalakan lilin di ruang kelas sebagai pengajar tanpa menuntut imbalan, semuanya dipotret sebagai wujud nyata pengabdian yang jarang terungkap di ruang publik.

Bripka Simeon menyebut bahwa cahaya-cahaya kecil inilah yang membuktikan bahwa Polri masih tegak berdiri di atas dedikasi dan nilai kemanusiaan, meski badai sorotan negatif terus menerpa.

Dalam bukunya, ia juga menarasikan bagaimana sebuah ruang tanpa kehadiran polisi akan menjadi ruang hampa yang dipenuhi kekacauan. Tanpa aparat penegak hukum, katanya, masyarakat berpotensi kembali ke hukum rimba, di mana yang kuat menguasai yang lemah. Pandangan ini menjadi pengingat bahwa kehadiran Polri tetap vital, bahkan ketika kepercayaan publik sedang diuji.

Melalui buku Demi Presisi, Bripka Simeon berharap pembaca termasuk internal Polri dapat melihat institusi ini dengan lebih jernih: mengakui kekurangan, memperbaiki kesalahan, sekaligus menghargai ribuan bentuk pengabdian yang tidak selalu terlihat. Ia yakin dibalik kegagalan masih ada harapan untuk tumbuh dan dibalik kritikan masih ada harapan untuk berubah.

“Buku ini adalah undangan untuk kembali percaya,” ujarnya. “Karena di balik seragam itu, ada manusia-manusia yang bekerja dengan hati.” 

Bagi pembaca yang ingin mendapatkan buku Demi Presisi, karya ini tersedia di ruang Humas Polres Kupang Polda NTT. (Krisna