Tolak Surat Edaran Gubernur, Ratusan Pick Up dari Kabupaten Kupang Demo di Kantor Gubernur NTT

Oesao, TBN — Ratusan sopir mobil pick up asal Kabupaten Kupang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (4/8/2025). Mereka menyatakan penolakan keras terhadap Surat Edaran Gubernur NTT yang dinilai membatasi aktivitas dan mata pencaharian mereka sebagai pengangkut barang antarwilayah.
Sejak pagi, para pengemudi pick up bergerak dalam konvoi dari Lapangan Sepak Bola Kayu Putih Desa Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang menuju Kota Kupang. Puluhan kendaraan memenuhi ruas Jalan Timor Raya, hingga memadati kawasan sekitar Kantor Gubernur di Jalan El Tari dengan dikawal ketat aparat keamanan dari Polres Kupang.
Massa menyampaikan keberatan mereka terhadap Surat Edaran Gubernur NTT yang membatasi operasional kendaraan pick up di wilayah perkotaan dan jalan protokol. Aturan tersebut dianggap menyulitkan mereka dalam menjalankan usaha angkutan barang harian, terutama bagi pelaku usaha kecil dan pengangkut hasil pertanian dari desa.
“Surat edaran ini membuat kami susah cari makan. Kami ini rakyat kecil yang kerja untuk hidup. Kenapa harus dibatasi begitu?” ujar Jhon Denge, salah satu koordinator aksi.
Peserta aksi menuntut Gubernur NTT segera mencabut surat edaran tersebut dan melibatkan perwakilan sopir pick up dalam setiap kebijakan transportasi yang menyangkut aktivitas ekonomi rakyat.
Pengamanan ketat dilakukan aparat Polres Kupang dan Polresta Kupang Kota. Pengawalan iring-iringan kendaraan dari Kabupaten Kupang dilakukan oleh personel Polres Kupang yang dipimpin langsung oleh Kabag Ops AKP I Made Kumara. Sementara itu, Kapolres Kupang AKBP Rudy Junus Jacob Ledo, S.I.K., S.H. turut melakukan pemantauan di beberapa titik rawan kemacetan, seperti di kawasan Pasar Oesao, Kupang Timur.
"Kami mengawal dengan pendekatan humanis, memastikan unjuk rasa berjalan tertib tanpa mengganggu aktivitas masyarakat lainnya," ujar AKP Kumara.
Meski berlangsung damai, aksi ini tetap menyebabkan kepadatan lalu lintas di beberapa titik strategis. Para pengunjuk rasa mengancam akan kembali dengan jumlah yang lebih besar apabila tuntutan mereka tidak ditanggapi oleh pihak Pemerintah Provinsi NTT.
Hingga berita ini diturunkan, massa masih bertahan di depan Kantor Gubernur sambil menunggu tanggapan dari pihak pemerintah.Ss