Sejarah dalam Helai Tenun: Kain 51 Tahun Keturunan Raja Amarasi Tampil di Expo Kabupaten Kupang

Sejarah dalam Helai Tenun: Kain 51 Tahun Keturunan Raja Amarasi Tampil di Expo Kabupaten Kupang
Sekretaris kelompok tenun Ikat KorkaseNingsi Reo bersama anggota berpotensi dengan Kades Tunbaun Leonard Dirman

Kupang, TBN – Stand Kecamatan Amarasi Barat di arena Expo Kabupaten Kupang tahun ini menyimpan kisah sejarah yang tak ternilai. Di deretan timur arena, tepat di dekat stand Dekranasda Kabupaten Kupang, pengunjung bisa menemukan kain tenun ikat berusia 51 tahun yang dimiliki oleh keturunan raja Amarasi, Kris Koroh, yang merupakan cucu dari Raja Amarasi Robby Koroh.

Kain berharga tersebut bermotif Kret Panbuat, kain khusus yang pada masa lalu hanya digunakan oleh raja Amarasi saat melayat orang meninggal. Motif ini merupakan salah satu warisan budaya yang sarat makna dan memiliki nilai sejarah tinggi.

Tak hanya itu, stand ini juga memamerkan ratusan tenun ikat Amarasi dengan berbagai motif khas yang menyimpan kisah masa lalu. Motif Baoneki menjadi salah satu yang paling menonjol, karena secara khusus digunakan oleh raja Amarasi. Ada pula motif Korkase, yang tercipta saat Sonaf Kuanino menerima dan mengibarkan bendera Merah Putih pertama kali di Pulau Timor pada tahun 1945 di Stadion Merdeka Kota Kupang. Korkase merupakan simbol burung garuda.

Menariknya lagi, motif Kret Mana'o yang juga dipamerkan memiliki fungsi unik pada masa lalu, yakni digunakan oleh wanita yang hendak membantu istri raja ketika proses persalinan.

Selain koleksi kain, pengunjung juga dapat melihat langsung berbagai bahan alami yang digunakan untuk meracik warna pada kain tenun, baik sarung maupun selendang. Bahan tersebut antara lain kunyit, tarung, daun arbila, daun jati, daun mengkudu, loba, kemiri, lilin dari madu asli, hingga daun keningsih.

Ningsih Reo, Sekretaris Kelompok Tenun Ikat Korkase dari Kelurahan Teunbaun, menjelaskan bahwa penggunaan bahan alami ini tidak hanya menjaga kualitas warna, tetapi juga melestarikan tradisi leluhur.

“Tenun Amarasi bukan hanya kain, tapi warisan yang membawa cerita sejarah, simbol, dan filosofi hidup masyarakat,” ungkapnya.

Stand Kecamatan Amarasi Barat menjadi salah satu yang paling menarik perhatian di Expo Kabupaten Kupang tahun ini, tidak hanya karena keindahan kainnya, tetapi juga karena setiap helai tenun menyimpan kisah yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan Amarasi.#Ss