Dua Warga Tewas Terseret Banjir di Sungai Hueknutu, Takari Kabupaten Kupang

Dua Warga Tewas Terseret Banjir di Sungai Hueknutu, Takari Kabupaten Kupang

Takari, Kupang, TBN Dua orang warga dilaporkan meninggal dunia setelah terseret arus banjir di Sungai Hueknutu RT 014/RW 007, Desa Hueknutu, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Rabu (7/5) malam.

Kedua korban diketahui bernama Godlief Babnesi (48), warga Dusun Upbatan, dan Melany Amelia Nenobesi (23), seorang pegawai koperasi PNM Takari yang berdomisili di Kelurahan Kolhua, Kota Kupang.

Kapolres Kupang AKBP Rudy Junus Jacob Ledo, S.I.K., S.H melalui Kapolsek Takari Ipda Fardan Adi Nugroho, S.Tr.K membenarkan adanya kejadian tersebut.

" Ya kejadiannya tadi malam sekitar pukul 19.00 Wita, dan semua korban sudah ditemukan, " terangnya.

Ipda Fardan menambahkan,  peristiwa nahas ini bermula ketika Melany datang ke rumah Godlief sekitar pukul 17.00 Wita untuk melakukan penagihan kredit. Usai menagih, Melany berencana kembali ke kantor meskipun telah diperingatkan oleh istri Godlief agar menunda perjalanan karena hujan deras dan sungai yang sedang meluap.

Godlief bersama tiga warga lainnya — Jitro Babnesi (16), Sosten Bani (18), dan Nitanel Lete (17) — kemudian membantu Melany menyeberangi sungai. Ketiga saksi menyeberang terlebih dahulu dan berhasil mencapai seberang. Namun saat Godlief dan Melany menyusul, keduanya terseret arus deras sebelum sempat mencapai daratan.

Warga yang mendapat laporan dari para saksi segera melapor ke pihak Polsek Takari. Anggota jaga yang tiba di lokasi berkoordinasi dengan petugas medis Puskesmas Huebunif untuk upaya pencarian dan pertolongan.

Sekitar pukul 21.30 Wita, jasad Godlief ditemukan di dalam sungai Dusun Upbatan, sekitar 1 kilometer dari lokasi korban hanyut. Pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan, dan keluarga menyatakan menerima kejadian tersebut sebagai musibah dengan menolak otopsi.

Pencarian terhadap Melany dilanjutkan hingga keesokan harinya. Sekitar pukul 05.00 WITA, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di aliran sungai Dusun Tuapisa, sekitar 10 kilometer dari titik awal hanyut. Pemeriksaan medis di Puskesmas Takari juga tidak menemukan unsur kekerasan. Keluarga korban menerima kematian Melany sebagai musibah dan menolak dilakukan otopsi. Jenazah kemudian dibawa ke Kota Kupang untuk dimakamkan.

Sungai yang menelan korban jiwa tersebut memiliki lebar sekitar 30 meter dengan ketinggian air saat kejadian antara 1 hingga 1,5 meter. Jarak dari rumah Godlief ke sungai diperkirakan sejauh 500 meter.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih waspada dan menghindari aktivitas di sekitar sungai saat cuaca ekstrem dan banjir.